Senasib dengan Novel, Korban Penyiraman Air Keras Ini Minta Pelaku Dibutakan

- Rabu, 17 Juni 2020 | 10:31 WIB
Kiri: Potret Ameneh Bahrami sebelum disiram air keras. (Facebook/Ameneh Bahrami). Kanan: Kondisi wajah Ameneh Bahrami setelah disiram air keras. (Instagram/@ameneh_bahraminava)
Kiri: Potret Ameneh Bahrami sebelum disiram air keras. (Facebook/Ameneh Bahrami). Kanan: Kondisi wajah Ameneh Bahrami setelah disiram air keras. (Instagram/@ameneh_bahraminava)

Kasus penyiraman air keras yang dibawa ke meja pengadilan ini, akhirnya dimenangkan oleh Ameneh. November 2008, pengadilan memutuskan bahwa Majid harus dibutakan dengan memakai asam.

-
Ameneh Bahrami saat menunjukkan fotonya sebelum wajahnya disiram air keras. (Facebook/Ameneh Bahrami)

Selain meminta Majid dibutakan, Ameneh juga minta agar Majid dipenjara dan membayar ganti rugi. Keputusan yang dikeluarkan pengadilan Teheran ini, sempat mendapat kecaman dari dunia internasional. Aktivis hak asasi manusia menilai hukuman itu tidak manusiawi.

Berdasarkan hukum pidana Islam Iran, korban atau ahli warisnya secara pribadi bisa mengeksekusi tahanan. Dalam kasus ini, Ameneh atau keluarganya diperbolehkan untuk meneteskan asam ke mata Majid.

Namu, banyaknya pemberitaan di media membuat eksekusi ini ditunda beberapa kali. Sejumlah dokter bahkan menolak untuk melakukan eksekusi ini.

-
Ameneh Basrami dan Majid Movahedi (baju kuning), saat menjalani persidangan. (Isna)

Bulan Juli 2011, eksekusi terhadap Majid akhirnya dilakukan. Ameneh beserta keluarganya pergi ke rumah sakit pengadilan Teheran. Di tempat ini, Majid akan dibuat tak sadarkan diri sebelum akhirnya matanya dibutakan dengan memakai asam.

Dilansir dari The Guardian, Ameneh menceritakan bahwa Majid tak menyesal sama sekali dengan perbuatannya. Majid bahkan terus memakai Ameneh saat petugas medis menyiapkan tempat tidur untuk mengeksekusinya.

"Dia terus memaki saya ketika mereka menyiapkannya di tempat tidur. Tidak ada kata penyesalan, tidak ada yang menunjukkan bahwa dia menyesal," ungkap Ameneh.

Ameneh tak tega dan maafkan Majid

-
Ameneh Bahrami. (Instagram/@ameneh_bahraminava)

Di menit-menit terakhir, sebelum eksekusi itu dilakukan, Ameneh akhirnya memaafkan perbuatan Majid dan membatalkan tuntutannya.

"Saya tidak bisa melakukannya, saya tahu saya tidak bisa hidup dengannya sampai akhir hidup saya. Tapi saya akan menderita dan terbakar dua kali kalau aku melakukan (hukuman) itu," ujar Ameneh.

Saat tau Ameneh membatalkan tuntutannya, Majid langsung bersujud di kaki Ameneh. Tapi, Ameneh mengusir Majid dan mengatakan tak ingin bertemu dengannya lagi.

Walaupun tuntutannya agar Majid dibutakan dibatalkan, Ameneh tetap meminta Majid dijatuhi hukuman penjara, hingga keluarganya membayar kompensasi untuk operasi pemulihan wajahnya.

Keputusan Ameneh yang memaafkan Majid akhirnya diterima oleh pihak pengadilan. Beberapa bulan kemudian, Ameneh dibuatkan patung yang kemudian ditampilkan di sebuah pameran di Teheran.

Setelah menjalani masa tahanan hingga 10 tahun, Majid malah dibebaskan. Ironisnya, keluarga Majid sama sekali tak ada membayar kompensasi kepada Ameneh.

Majid dibebaskan di tahun 2014, karena diampuni oleh pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Kenyataan ini membuat Ameneh merasa dikhianati.

"Aku merasa benar-benar dikhianati," tutur Ameneh.
 

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X